13 Ciri Kalau Kamu itu Cenderung Berkepribadian Extroverted Introvert

Image via: cdn.lonerwolf.com
Pemilik blog Introvertspring (Michaela Chung) dan salah-satu penulis Lifehack (David Ly Khim) sempat mengaku sebagai extroverted introvert.
Kepribadian mereka berdua cukup membingungkan. Mereka itu lihai bergaul/ berbaur, bisa bersosialisasi, suka main ke luar, dan cenderung mudah beradaptasi dengan lingkungan. Namun mereka tak bisa melakukannya sepanjang waktu.
Ketika ‘off’, mereka juga sangat haus akan me time. Inginnya itu diam di kamar dan menikmati kesendirian. Bahkan mereka sampai tak nafsu berbincang dengan siapa pun.
Ada yang seperti ini juga?
Ternyata ada juga ya istilah extroverted introvert. Lalu sebenarnya apa saja ciri-ciri umum mereka? Jom!

Image via: shutterstock.com
- Kenalan itu Terbilang Mudah, Tapi Mempertahankan Hubungannya Sangat Sulit
Ada kalanya mereka sedang dalam keadaan yang mudah bersosialisasi. Mereka pun akan lancar berkenalan dan menciptakan pertemanan baru. Namun ada kesulitan juga ketika mempertahankan atau mengembangkan itu. Rasanya cinta dan kesetiaan mereka sudah dihadiahkan pada beberapa orang istimewa saja.
- Cenderung Enggak Enakan
Mereka tidak suka ketika harus egois mengikuti keinginan diri sendiri, lalu bikin orang lain sedih. Hal itu seringkali membuat mereka pasrah dan mau-mau saja ketika diajak nongkrong, reunian, kumpulan keluarga besar, dll. Mereka tidak enak kalau harus menolak.
- Ingin Menyendiri Tapi Tak Ingin Merasa Sepi
Mereka sering menerima tawaran untuk hang out bersama teman karena enggak enak, atau karena sedang kesepian. Tapi di saat yang bersamaan, mereka merasa ‘sayang’ karena bayangan untuk menikmati ‘home alone’ juga tak kalah menggoda.
Baca Juga: 14 Momen Di Mana Kita Merasa Kesepian dan Hampa di Tengah Keramaian
- Jadi Pendiam di Tengah Keramaian
Mereka memang bisa menikmati kebersamaan, namun mereka tak mampu ‘nyamber’ pembicaraan sepanjang waktu. Apalagi kalau di tengah percakapan kelompok, ya. Seringkali, mereka malah hanya mengamati, mendengarkan, mengangguk-angguk, atau sekadar bergumam ‘hmm’ dan ‘iya iya’. Mereka itu lebih lancar ngobrol empat mata saja.

Image via: theivylie.com
- Bisa Menjadi “Penengah”
Sempat disinggung sebelumnya kalau mereka itu cenderung memilih diam dalam perbincangan kelompok. Namun ketika orang yang sedang berbicara malah bikin tak nyaman dan berpotensi menciptakan kegaduhan, mereka bisa berinisiatif untuk mengambil kendali pembicaraan. Misalnya ketika Si A sudah nyerempet ke isu SARA, membully, atau ngomong jorok, mereka siap menjadi penengah agar situasinya kembali nyaman.
- Sebelum dan Sesudah Bersosialisasi itu Harus Ada “Me Time” Dulu
Energi untuk bersosialisasi mereka tidak langgeng. Bahkan mereka juga perlu ‘mengisi ulang’ dengan cara meluangkan me time. Kalau terlalu capek karena terlalu lama berinteraksi, mereka bisa mudah emosian, bad mood, atau bahkan depresi.
- Pilih-pilih dengan Kalender Sosialnya
Mereka sadar kalau kemampuan untuk bersosialisasinya itu tak cukup lama. Karenanya mereka akan menimbang-nimbang apakah ajakan pesta dari Si A itu patut dikabulkan. Kadang-kadang mereka juga plin-plan. Pengin sih ikut pesta, reunian, atau datang ke acara hajatan, tapi rasanya kok ragu-ragu juga.
- Selalu Siap Sedia Rencana Pelarian
Tak bisa berkutik dalam keramaian seringkali menjadi mimpi buruk. Padahal mereka tak bisa lama-lama ada di tengah keramaian. Rasanya mudah lelah dan muak. Karena itu, mereka selalu mencari jalan alternatif untuk ke luar dari sana – berlindung dalam keheningan.
- Kadang Bisa Sampai Malas Berinteraksi dengan Siapa pun
Kalau rasa penat sedang di puncak, jangankan ngobrol, mereka kadang sampai malas membalas chat, menjawab telepon, atau merespons video call. Kadang raga mereka hadir di tengah perkumpulan. Namun mood membuat mereka jadi sosok yang tak banyak bicara atau berkomentar.

Image via: canadianbusiness.com
- Basa-Basi itu Bikin Jengah, Inginnya sih Koneksi yang Dalem
Mereka senang berbaur dengan orang-orang. Tapi jenis sosialisasinya tidak sembarangan. Tidak yang hampa, sekadar formalitas, atau basa-basi belaka. Mereka benar-benar mengharapkan obrolan berbobot dan koneksi sejati.
Baca Juga: 17 Cara Basa-Basi ketika Kenalan dan Pendekatan
- Punya Tempat Favorit Tertentu
Mereka senang menghabiskan kesenggangan di tempat-tempat seperti kafe, kedai kopi, taman, dll. Di sana, mereka dikelilingi orang-orang asing, dan masing-masing sibuk sendiri. Jadinya, mereka bisa menikmati kesendirian tanpa harus mengobrol dengan seseorang.
- Pilih-pilih Orang dekat
Mereka enggan mengisi waktu dengan seseorang, jika orang itu tidak memberikan kenyamanan. Sebaliknya, kalau sudah menemukan ‘orang yang tepat’, mereka akan sangat menyukai dan berupaya keras untuk membuatnya nyaman juga. Kalau mereka sering jalan bareng Si A atau betah berlama-lama dengannya, bisa dipastikan kalau Si A itu sudah memenuhi semua kriteria yang mereka inginkan.
- Antara Ingin Diperhatikan dan Diabaikan Saja
Ketika mengerjakan proyek tertentu, mereka ingin orang-orang memperhatikan. Senang rasanya ketika publik mulai menaruh perhatian pada karya, blog, komunitas, usaha bisnis, atau apa pun yang mereka bangun. Namun di sisi lain, mereka mulai takut dengan sorotan atau perhatian itu. Rasanya ingin menutup wajah atau meminjam jubah ajaib saja agar tak terlihat orang.
Apa ciri-ciri di atas seperti menjelaskan siapa dirimu? Oh well… 13 Ciri Kalau Kamu itu Berkepribadian Extroverted Introvert. #RD