16 Ciri Utama Kita Sudah Berhasil Melewati Tahun 2016 Kemarin
16 Ciri Utama Kita Sudah Berhasil Melewati Tahun 2016 Kemarin

Via: wallpaperstock.net
Sejauh ini, bagaimana kesan Bro-Sist terhadap tahun 2016? Menyenangkan? Datar-datar saja? Atau justeru menyebalkan?
Disadari atau tidak, kita kerap membuat target atau resolusi tersendiri tiap tahunnya. Mungkin ada yang bertekad untuk sembuh dari penyakitnya, menjadi siswa yang berprestasi, melunasi utang, menikah, menerbitkan buku di penerbit mayor, naik jabatan, memiliki tabungan, lebih rutin berolahraga, mengkonsumsi makanan yang lebih sehat, dsb. Banyak.
Daku pribadi tidak memeroleh seluruh target yang diharapkan. Sempat kecewa. Tetapi perasaan itu harus segera ditepis. Paling tidak, kita (insya Allah) masih ketemu dengan tahun baru
Nah berikut ini 10 ciri utama kalau kita sudah berhasil melewati tahun 2016 kemarin. Jom!
#1. Kita Masih Hidup
Segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam. Sampai detik ini – daku menulis dan Bro-Sist membaca – jantung kita masih berdegup. Kita masih bisa bangun tidur, menghirup oksigen gratisan, makan-minum, jatuh cinta, berinteraksi dengan orang-orang, dsb. Betapa kangennya jika semua itu terhenti seiring dengan kepergian abadi kita nanti.
#2. Kita Masih Bisa Makan dan Memeroleh Air Bersih
Makanan dan air menjadi dua dari sekian hal penting yang harus dipenuhi dalam hidup. Segepok uang tak bisa dimakan, tak bisa juga dipakai untuk mandi atau buang air. Untuk itu, selama kita tak kerepotan memenuhi dua kebutuhan ini, bersyukurlah… Betapa mengerikan jika kita sampai menahan lapar berlebih, memungut sisa makanan, berjalan berkilo-kilo demi sumber air, dsb.
#3. Kita Memiliki Pakaian
Di zamannya Instagram seperti ini, rasanya wajar banyak orang yang tergoda untuk “kufur nikmat” akan pakaiannya. Kita mengeluh karena tak bisa memiliki yang namanya outfit of the day, kehabisan aksesoris incaran, atau harus puas mengenakan produk-produk preloved atau mungkin kawé, dsb. Kita lupa bahwa apa yang sekarang dikenakan itu masih nyaman dan bisa difungsikan. Ketika berangkat kerja atau sekolah, kita masih punya seragam. Ketika merasa kedinginan pun, kita bisa mengenakan jaket atau syal.
#4. Kita Memiliki Rumah/ Tempat untuk Berteduh
Tak peduli tempat tinggal kita kontrakan atau milik sendiri, sempit atau lapang, sederhana atau mewah, berbahan kayu atau tembok, yang jelas tempat tersebut sudah menjadi rumah. Ke rumahlah kita pulang. Di sanalah kita berteduh dari panas, hujan, dan dinginnya dunia luar – istirahat dengan nyaman.
#5. Kita Mencapai Target Tahun Sebelumnya
Ingat-ingat kembali, apa yang diharapkan di tahun kemarin. Apakah satu dari harapan-harapan itu sudah tercapai? Jika iya, tentu saja hal tersebut menjadi pertanda kalau doa dan ikhtiar kita sudah sukses. Kita patut bersyukur karenanya.
#6. Kita Masih Dicintai/ Disayangi
Menjadi sosok yang dibenci dan dimusuhi tentu tak mudah. Kemungkinan besar kita tak akan betah. Beda lagi kalau kita masih memiliki orang tua, adik-kakak, kerabat, pasangan, sahabat, tetangga, dsb, yang masih menunjukkan kepedulian atau rasa sayang. Diucapkan atau tidak, rasa sayang itu akan lebih terasa dengan perbuatan. Mereka masih ada di sisi kita, tak peduli keadaannya tengah bagaimana.
#7. Kita Memiliki Pekerjaan/ Sekolah
Pekerjaannya mau yang tetap atau serabutan, yang bergaji atau sukarela, yang di dalam atau di luar ruangan, sekolah di tempat bonafit atau biasa, intinya kita masih memiliki sesuatu untuk dikerjakan. Kita masih bisa berkontribusi atau bermanfaat bagi sekitar. Eksistensi kita masih bermakna bagi dunia.
#8. Kita Menerima Kekurangan Diri Sendiri
Tak sedikit orang yang merasa cemas, bahkan sampai sakit dan depresi, memikirkan kenapa tak bisa menjadi si anu atau tak memiliki anu. Penyebab utamanya karena dia tak bisa menerima kekurangan diri sendiri, dan terlalu dibutakan oleh kelebihan orang lain. Sebagai manusia biasa, sebaiknya kita sadar kalau kuasa itu hanya milikNya semata. Kita tak bisa sempurna, tapi kita bisa mengusahakan yang terbaik.
Related
You may also like
-
Ucapan Sayang, Kebencian, dan Kehampaan Di Hari Ayah Nasional“Selamat Hari Ayah” menjadi salah-satu ucapan populer pada 12 November 2019 kemarin. Saya memanfaatkan fitur “Question” di Instagram, untuk mengetahui apa sih yang ingin diucapkan atau
-
Warna dan Tema Resmi Hari Perempuan Sedunia, Kenapa Ungu dan Apa itu Press for Progress?Kamis ini, 08 Maret 2018, salah-satu topik yang meramaikan media sosial pasti tak jauh dari Hari Perempuan Internasional. Orang barat sana bilangnya sih Women’s Day atau
-
Nikmatnya Memberi Label Negatif dan Merasa Diri Sendiri Paling Baik“Media sosial menipiskan empati kita dengan lawan bicara. Maka kita cenderung berbicara semaunya sendiri,” ujar Agus Sudibyo, pengamat medsos, via VICE Indonesia. Tidak heran, ya, kalau
-
Bagaimana Kalau Selama Ini Kamu Menjalani Toxic Relationship dengan Diri Sendiri?Entah sudah berapa lama kamu menjalin hubungan dengan diri sendiri. Mungkin sudah belasan tahun? Puluhan tahun? Namun selama itu, ternyata diri sendiri tidak pandai mengapresiasi. Sekeras
-
7 Pelajaran Berharga dari Kematian Sahabat TercintaSahabatku meninggal dunia. Sudah beberapa hari sejak dia mengembuskan nafas terakhir, saya dan sahabat yang lain masih membicarakannya. Wajahnya masih belum bosan berkelebat di hadapan. Sahabatku
-
8 Cara Menabung yang Baik untuk Jangka Panjang atau Masa DepanMasa depan itu kadang bikin excited, kadang juga bikin deg-degan. Saking misteriusnya! Dan bicara tentang “menabung yang baik”, sebagian dari kita pasti langsung teringat akan bank.
-
Kisah Inspiratif: Garam dalam Gelas dan TelagaKisah Inspiratif: Garam dalam Gelas dan Telaga Pada suatu hari, ehm… hiduplah seorang bapak tua yang terkenal bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang