20 Pelajaran Menarik dan Bermanfaat dari Masa Kanak-Kanak

Selamat Hari Anak Nasional!
Tepat pada 23 Juli ini, Indonesia selalu merayakan Hari Anak. Tepat di tanggal ini juga, salah-satu sahabatku yang bernama Inoy berulang tahun. Pertahankan sisi kekanak-kanakanmu, ya. Hehe…
Bicara tentang anak-anak… selalu ada sisi yang menarik. Mereka tak ubahnya sebagai manusia berukuran mini, kadang menggemaskan, kadang ingusan, cenderung bergantung pada orang dewasa, pengalaman hidupnya masih pendek, masa depannya dianggap cerah, dsb. Tapi semuanya dijalani dengan polos dan tulus.
Dan… kita sudah melalui fase mengagumkan itu. Well, pernah enggak sih memiliki keinginan untuk kembali ke masa kanak-kanak?
Jika sekarang, setelah kita tak lagi dicap sebagai anak-anak, ada beberapa pelajaran menarik yang bisa dicomot dari masa tersebut. Jom!
#1. Aktif
Anak-anak terus bergerak. Enggak mau diam. Tak peduli keringat atau bau. Tak peduli wajahnya memerah, atau napasnya ngos-ngosan. Yang penting moving bermain. Mereka pun bahagia karenanya.
#2. Berani Aneh Tanpa Takut Di-judge
Mereka tidak, atau belum mempertimbangkan, “apa kata orang”. Seaneh dan se-absurd apapun, kalau mereka ingin, ya dilakukan. Entah itu kentut sembarangan, menggambar jelek tapi keukeuh mengatakan bagus, atau sekadar mempercayai kalau semua dongeng itu nyata.
#3. Bebas menangis
Salah-satu hal yang paling menyiksa di masa dewasa adalah… menahan tangis. Kontras dengan masa kanak-kanak, yang bisa membebaslepaskan air matanya. Kalau sakit, kecewa, lapar, atau merasakan emosi negatif apapun mereka hanya meraung. Tak lama kemudian… merasa baikan.

#4. Bisa Belajar Banyak Hal dengan Gampang
Kata orang, anak-anak adalah pengingat dan peniru ulung. Otaknya masih encer, fisiknya masih kuat, dan keadaan umumnya masih sangat mendukung. Ia pun bisa menghapal atau belajar banyak hal dengan cepat. Itu pun kalau dia berminat.
#5. Ekspresif
Blak-blakan menjadi satu dari sekian skill hebat seorang anak. Mereka tegas akan sesuatu atau seseorang yang disukai dan tidak disukai. Tak ada istilah senyum palsu, tangisan buaya, keramahan karena pencitraan, dsb. Ekspresinya sudah gamblang. Enggak ambigu.
#6. Hal-Hal Penting Dalam Hidupnya
Orang tua? Keluarga? Sahabat? Atau mungkin… mainan?
Semua itu menjadi prioritas utama anak-anak. Belum ada cinta, harga diri, status sosial, harkat, martabat, dsb.
#7. Kreativitas Tanpa Batas
Ketika main rumah-rumahan dan tak mampu membeli permainan aslinya, anak-anak tak kehabisan akal. Mereka bisa menggunakan apapun sebagai tembok, kursi, atau kasur untuk sebuah rumah. Cangkang pasta gigi, bungkus rokok, atau kertas undangan pun bisa menjelma menjadi sesuatu yang mereka inginkan.
#8. Luka Dan Kotor
Anak-anak memang nekat dan ceroboh. Mereka belum takut atas rasa sakit. Mereka juga mengenyahkan risiko untuk kotor. Semuanya dilabrak. Walau kadangkala berujung tangisan, setidaknya mereka sudah puas dan belajar.
#9. Empati yang Masih Murni
Siapa anak-anak yang sudah tahu pencitraan?
Mereka bisa menjadi sosok yang memiliki empati murni. Melihat seseorang menangis saja, ia akan ikut manyun dan muram. Begitu pun ketika melihat kucing yang kelaparan, ia akan ikut bad mood. Dan semua kepeduliaan itu benar-benar tulus tanpa adanya modus.
#10. Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Rasa ingin tahu atau kepo-nya orang dewasa bisa sangat baik, bisa juga sangat buruk. Tapi anak-anak lain lagi. Mereka memang benar-benar memiliki rasa penasaran yang tinggi tanpa ada maksud tertentu. Mereka hanya ingin lebih tahu dan belajar pada hal-hal baru.

#11. Memungkinkan yang Mustahil
Ketika anak-anak, tontonan kita seringkali bersifat fantasi. Di saat mereka ingin menjadi penyihir dadakan, dan orang dewasa menganggapnya tak mungkin, maka anak-anak tinggal mencari sapu. Ia kemudian menduduki dan berlagak seperti sedang terbang. Dirinya kemudian mengklaim sebagai penyihir dengan girang. Selesai sudah urusannya.
#12. Quality Time dengan Keluarga
Memang, ada juga yang menghabiskan waktu dari anak-anak sampai tua bersama keluarga. Semua tak berubah. Namun intensitas hubungannya bisa berubah. Sewaktu kecil kakak tak segan-segan mencium jidat adiknya untuk mengekspresikan rasa sayang. Namun begitu dewasa, gesture tersebut perlahan sirna.
#13. Semua Sama
Anak-anak tak bergaul karena memandang status atau nilai prestisius dari rekannya. Entah itu teman sejawatnya, yang lebih dewasa, boneka-bonekanya, hewan yang ada, atau bahkan sahabat imajinernya. Selama saling merasa asyik, mereka bisa click.
#14. Menjadi Pahlawan
Dunia anak lekat sekali dengan dunia superhero. Mereka akrab dengan pahlawan kebajikan yang sangat baik, penolong, kuat, berani, dan pokoknya ajaib. Mereka ingin berada di posisi itu. Mereka termotivasi untuk meringankan kesusahan orang lain, untuk tidak takut, untuk menjadi pihak protagonis dalam hidup.
#15. Peka Terhadap Hal-Hal Kecil
Momen ketika menyadari hal-hal kecil yang bikin bahagia ternyata menyenangkan juga. Sebab semakin kita dewasa, fokusnya semakin buyar. Kepekaannya menipis. Banyak hal yang merabunkan pandangan kita akan sesuatu yang sederhana, tapi bisa begitu bermakna. Sementara anak-anak… mereka bisa memerhatikan bagaimana telatennya induk burung ketika memberi makan anak-anaknya, bagaimana indahnya awan yang tiba-tiba serasa berbentuk es krim, bagaimana “pertempuran bantal” bisa membuatnya tertawa, dsb.

#16. Berani
Belum ada yang menahan keberanian anak-anak. Tak ada ketakutan apapun ketika mereka menari dan bernyanyi secara bebas, versi mereka sendiri. Belum takut dinilai jelek dan belum takut dianggap gagal.
#17. Pertemanan yang Indah
Istilah “berteman karena suatu kepentingan” rasanya tak terlintas di benak anak manapun. Begitu melihat figur yang sebaya, sebagian dari mereka memang perlu waktu. Tapi mayoritas memang cepat masuk pada pergaulan. Mereka berkenalan, interaksi malu-malu dulu, lalu beberapa saat kemudian sudah terlihat akrab.
#18. Sangat Mengapresiasi
Cara “berterima kasih” ala anak-anak seharusnya membuat orang dewasa ketagihan untuk membahagiakannya. Bisa kita lihat ketika mereka mendapat sesuatu yang disukai atau diinginkan… matanya berbinar, senyumnya lebar, bahkan mereka tak segan-segan untuk melompat-lompat, membiarkan kita tahu betapa senang dan berterima kasih-nya mereka itu.
#19. Setiap Hari adalah Hari Baru
Pagi adalah tanda awal yang baru. Anak-anak mengalihkan hal-hal negatif yang terjadi di hari kemarin. Tanpa dendam, tanpa masa lalu yang memburu. Mereka bangun tidur, lalu melakukan rutinitas menyenangkan dengan versi yang segar. Mereka sekolah, bermain, mencoba-coba, memenuhi rasa ingin tahunya, dsb.
#20. Tertawa Selalu
Tangisan yang membuat mereka plong sejalan dengan tawa yang membuat mereka bahagia. Gerak bibir itu begitu lepas. Tak dibuat-buat, tak dilebih-lebihkan. Mereka tertawa dengan mudah. Ada saja sesuatu yang dianggap lucu dan menggelikan.
~
Ah… anak-anak. Mereka masih memiliki pengalaman hidup yang masih pendek, tapi harapannya masih panjang. Kejam sekali jika kita sudah mengisinya dengan kesedihan, kekerasan, dan segala tindakan lain yang membuat mereka trauma nantinya.
Sebisa mungkin kita harus turut membantu memberikan hak mereka, untuk bermain dan berbahagia. Bagaimanapun… ketika dewasa, ada momen di mana kita kembali menengok masa kanak-kanak. Lalu kita banyak pelajaran yang bisa diambil dari masa itu. 20 Pelajaran Menarik dan Bermanfaat dari Masa Kanak-Kanak. #RD