3 Cara Kopi Membantu Kreativitas dan Produktivitas Menulis, Ada yang Merasakannya?

Image via: Favim.com
Siapa yang sudah merasakan the power of coffee?
Untuk mengawali pagi, saya butuh kopi. Sebelum berangkat ke mana pun, saya butuh kopi. Untuk melancarkan obrolan, saya butuh kopi. Ketika menulis, saya butuh kopi … dan musik.
Ketika mencoba seharian tanpa kopi, entah perasaan saya saja atau memang sedang dramatis, tetapi saya memang puyeng. Badan lembek. Suasana hati juga jelek.
Mungkin saya sudah menjadi pencandu? Ah, tak apa. Itu risiko.
Tak terbayang kalau saya mesti menulis tanpa kopi, well, kecuali kalau sedang puasa. Rasanya ketiadaan kopi akan menghalangi kreasi.
Kalau menurut Kyle Van Pelt, kreativitas itu keadaan pikiran yang biasanya terhalang oleh 3 hal; inisiatif, komitmen, dan keragu-raguan. Lalu untuk menghadapi 3 penghalang itu, beberapa orang – termasuk saya dan khususnya para penulis, memerlukan bantuan kopi. Kenapa?
1. Kopi mendatangkan inisiatif

Image via: thebestwritingjobs.com
Para peminum kopi tentu tidak akan lupa, bagaimana cairan ini menjadi mood & energy booster yang dahsyat. Tak heran kalau pagi dilalui tanpa kopi, rasanya tak afdal. Ada yang hilang.
Kopi membantumu untuk “bangun”, bergerak, merangsang otak, dan memicu kreativitas. Entah apa yang dilakukan kafein dalam kopi, tetapi kamu seperti memiliki prakarsa, sehingga ide-ide yang bertebaran jadi semakin mudah ditangkap. Ada magic dalam kopi yang membuat kamu semangat untuk mengawali produksi karya.
2. Kopi menciptakan komitmen

Image via: elderhey.wordpress.com
Orang bilang, kopi adalah stimulan. Mungkin kandungan kafein yang bertanggung-jawab dalam hal ini, sehingga kopi bisa membugarkan otak dan pikiran yang capai. Apalagi kalau konsentrasi sudah hampir terbunuh rasa pegal dan godaan media sosial. Maka kopi mesti segera didatangkan.
Memang, kopi tidak akan serta-merta menumpas kecanduan seseorang pada game, media sosial, atau distraksi lain, namun kopi membantu dirimu untuk lebih fokus. Kamu jadi terdorong untuk menjalankan komitmen yang sudah dibuat. Pikiran dan hati harus peka. Ide-ide harus segera dieksekusi menjadi karya. Efek kopi ini menjadi satu dari Daftar Alasan Kenapa Kopi dan Penulis Bisa Awet Menjalani Hubungan Baik.
3. Kopi meningkatkan rasa percaya diri

Image via: coffee-writer.com
Pilar terakhir yang mengganggu kreativitas adalah keraguan terhadap diri sendiri. Seringkali kamu merasa kalau gagasanmu itu buruk, payah, membosankan, sudah mainstream, konyol, tolol, dll. Kalau kata Merry Riana, pikiran negatif semacam itu ibarat pencuri yang kamu kasih izin masuk dan meludeskan semua semangatmu. Akhirnya kamu tidak pernah memulai, apalagi menyelesaikan.
Namun kopi hadir untuk memberi tepukan dukungan di pundakmu. Kopi membuatmu merasa harus berinisiatif, kopi mengingatkanmu akan komitmen untuk berkarya, dan kopi juga yang menjaga rasa percaya dirimu.
Tentu saja, kopi memang bukan cairan ajaib yang akan mengubahmu menjadi Dee Lestari atau Andrea Hirata. Namun setidaknya, kopi memberikan energi agar kamu mengerjakan apa saja ide yang ada. Bukan tak mungkin, ide awal yang buruk justru akan mendatangkan hasil yang bagus dan menakjubkan.
Menulis menjadi salah-satu bagian dari seni. Hanya orang-orang tertentu yang menyukai dan berusaha menguasainya. Lalu, kopi tercipta untuk melancarkan kreativitas dan meroketkan motivasi. Seringkali jari-jemari jadi lancar menari, kata-kata mengucur begitu saja, dan pikiran seakan luwes untuk mengolah atau mengedit karya.
Eh, jadi postingan ini mempromosikan kopi?
Tidak juga. Tulisan ini tidak bersifat preskriptif, atau seperti memberi petunjuk dan ketentuan. Tidak, kok.
Ada orang yang setuju, mungkin banyak juga yang tidak. Banyak juga yang lebih memilih teh pahit, teh manis, cokelat panas, es jeruk, air mineral, dll. Tidak apa-apa.
Saya hanya ingin mengapresiasi pengaruh kopi terhadap kreativitas, khususnya menulis. Itu saja. 3 Cara Kopi Membantu Kreativitas dan Produktivitas Menulis, Ada yang Merasakannya? #RD
Related
You may also like
-
13 Alasan Kenapa Ngeblog itu Bisa Menyebalkan13 Alasan Kenapa Ngeblog itu Bisa Menyebalkan Pengin bisa ngeblog, dong? Awalnya gimana? Income tiap bulannya berapa dari blog? Demikian inti dari rasa penasaran seseorang. Pertanyaan
-
14 Buku atau Karangan Terkenal yang Ditulis dari Balik Penjara14 Buku atau Karangan Terkenal yang Ditulis dari Balik Penjara Penjara. Membayangkannya saja sudah cukup menjadi alasan bagi bulu kuduk untuk berdiri. Satu tempat itu akan
-
Resensi Buku; Siluet Sang PerinduSiluet Sang Perindu; Lantunan Doa dan Kerinduan dalam Sebuah Persahabatan Judul buku : Siluet Sang Perindu Penulis : HW Prakoso Penerbit : Deka Publishing
-
Ketika Ngeblog Membantu Menjaga Kewarasan dan Meningkatkan Kesadaran Akan Kesehatan MentalMumpung 27 Oktober 2019, selamat Hari Blogger Nasional! ~ Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah! Demikian salah-satu quotes atau kutipan
-
8 Kriteria Blogger Keren, Tidak Percaya Kalau Mereka Sudah Sempurna“Ibarat sekolah, kamu itu masih level TK. Itu pun belum wisuda.” Demikian komentar seorang sahabat tentang saya, yang sudah nyemplung ke dunia blogging gratisan dari tahun
-
Perbedaan Dasar Antara Penulis Baik dan Penulis Buruk, Ternyata Tidak Terletak Pada Bakat!Perbedaan Dasar Antara Penulis Baik dan Penulis Buruk, Ternyata Tidak Terletak Pada Bakat! Penulis baik itu adalah kamu yang bertalenta, sudah punya buku sendiri, statusnya best
-
30 Langkah Jadi Seorang Penulis untuk Pemula (Bagian 2)Langkah – Langkah Jadi Seorang Penulis untuk Pemula (Bagian 2, Langkah 11-20) Sebelas, Jadi Penyabar Menjadi penulis pemula tanpa deretan cerita menyedihkan itu kurang afdhol. Hehe.