Ketika Ngeblog Membantu Menjaga Kewarasan dan Meningkatkan Kesadaran Akan Kesehatan Mental

Image via: digitaldeepak.com
Mumpung 27 Oktober 2019, selamat Hari Blogger Nasional!
~
Kalau kamu bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah!
Demikian salah-satu quotes atau kutipan terkenal dari imam Al Ghazali. Kutipan ini selalu manjur memompa semangat siapa saja yang suka menulis. Termasuk saya – yang kebetulan bukan anak raja dan bukan anak ulama besar. Hehehe.
Seiring terbit-tenggelamnya matahari, saya mulai belajar untuk mempraktikkan apa yang disebut ‘expressive writing’. Dengan kata lain, saya mencoba untuk menuliskan apa yang saya rasakan dan pikirkan.
Jadi saya mewakilkan isi otak dan hati ke dalam kata-kata.
Proses menulis ini benar-benar fokus pada ekspresi hati. Saya diasah untuk menjelaskan pengalaman emosi.
Maka sesekali saya beberkan saja tentang anak broken home, introvert, penyesalan, kekesalan, cinta, dll, di blog ini.
Kalau bisa, saya ingin menyalami dan berpelukan dengan ‘expressive writing’. Sebab dengan menulis ekspresif ini, saya rasa keuntungannya memang banyak. Sensasinya plong.
Beban seperti rasa stres, dendam, trauma, luka, dll, serasa berkurang.

Image via: thurrockmuslimparents.com
Memang, sebagian blog ini berisi diary atau jurnal pribadi. Dulu saya benar-benar tidak nyaman mempublikasikannya. Sampai kemudian ada media sosial, di mana orang-orang bisa mengekspresikan diri lewat fitur update status. Tetapi saya menemukan kenyamanan berlebih pada blog, maka sampai detik ini saya bertahan.
Blog dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Entah untuk berbisnis, hiburan, jalan-jalan, sarana informasi, dll, termasuk juga berbagi beban hati. Dengan fungsi ini, blog bisa meningkatkan sikap saling memahami. Blog juga mampu membuat seseorang merasa nyaman dan termotivasi.
Bisa dibilang, dulu blog ini mayoritas tentang saya. Tetapi kini seperti merambah. Meski dari kalangan awam, saya mencoba melibatkan diri dalam hal kesehatan mental. Maka blog ini juga kerap membahas isu lain terkait kesehatan mental.
Tentu saja, blog juga tidak lepas dari komentar negatif atau tidak supportif seperti media sosial. Tentu rasanya sakit hati. Tetapi lama-lama seperti terasah juga. Apalagi ada pengaturan soal komentar yang masuk dan bisa terbit.
Meski ngeblog tentang kesehatan mental mungkin tidak begitu populer, tetapi saya ingin tetap melanjutkannya sebagai bentuk ungkapan terima kasih – khususnya atas semua efek positif yang saya rasakan.
Entah sudah berapa kali saya menyatakan, kalau menulis juga bisa menjadi ‘terapi mandiri’. Mawas diri. Waras hati. Ketika Ngeblog Membantu Menjaga Kewarasan dan Meningkatkan Kesadaran Akan Kesehatan Mental. #RD
Related
You may also like
-
6 Langkah Utama Untuk Mengikuti Ajang UNSA Ambassador 20166 Langkah Utama Untuk Mengikuti Ajang UNSA Ambassador 2016 UNSA itu… apa? Bagi yang belum mengikuti, silakan simak dulu sekilas tentang UNSA atau Untuk Sahabat. 🙂
-
13 Hal Merepotkan Ketika Tulisan Kita Semakin Banyak yang Membaca13 Hal Merepotkan Ketika Tulisan Kita Semakin Banyak yang Membaca Penulis terus-terusan belajar, menulis, memosting/ menerbitkan, dan mempromosikannya. Semua dilakukan untuk menggaet pembaca yang lebih banyak.
-
Skandal Plagiat: Psikologi Para Plagiator Zaman Now“Memplagiat karya orang lain itu adalah perilaku atas dasar kehendak pelaku, bukan menjadi penyakit mental tertentu.” Pernyataan di atas keluar dari Jean Kim M.D. via Psychologytoday.
-
Post Card Dari Seorang PenulisPost Card Dari Seorang Penulis “Pertemanan itu hanya sejengkal jarak antara jempol dan layar handphone-mu. Semoga suatu saat bisa kopdar ya, De.”- nunuelfasa.com Begitulah pesan yang
-
Tugas Menulis Cerpen Dengan Tema Religius atau AgamisTugas Menulis Cerpen Dengan Tema Religius atau Agamis Cerpen religius? Apa mesti cerpen yang menyertakan kutipan ayat atau hadist? Daku rasa tidak juga, ya. Dan ngomong-ngomong
-
7 Kondisi Berbahaya Ketika Blogwalking Ke Celeb Blog7 Kondisi Berbahaya Ketika Blogwalking Ke Celeb Blog Blogwalking atau BW. Istilah yang satu ini tentu sudah akrab di kalangan para blogger. Ada yang memanfaatkannya sebagai
-
10 Keajaiban yang Akan Menghampiri Otak Jika Rutin Menulis Setiap Saat10 Keajaiban yang Akan Menghampiri Otak Jika Rutin Menulis Setiap Saat Menulis itu susah enggak, sih? Dibanding dengan berbicara, mendengar, dan membaca, menulis menjadi skill berbahasa yang