“Sebut namaku 3x sebelum tidur, maka daku akan datang di mimpimu…”
“Sebut namaku 3x sebelum makan, maka daku akan ikut kenyang…”
Eh, bukan hal ini ya yang daku maksudkan. -_-
Tapi pernahkah, ada seseorang atau sekelompok orang yang tiba-tiba menyebut namamu? Begitu tiba-tiba dan kadang sampai membuat kaget – kok namakita disebut-sebut?
Hal ini sudah beberapa kali daku alami. Ada banyak orang yang ternyata “membicarakan” di belakang. Daku bahkan baru tahunya setelah agak lama. Ada yang cukup mengusik, ada juga yang daku cuekkan. Nah, salah-satu yang bakal daku bagikan sekarang kejadiannya belum lama…
Jadi ada seseorang, sebut saja A. Usianya di atasku. Selain sudah dianggap sahabat dan saudara, dia kebetulan menjadi pelanggan kios Mimih juga. Jadinya, sesekali kami kerap bertemu.
Suatu hari, ketika Mimih tidak ada, dia bercerita. Sebagai teman yang baik dan benar, tentu daku mendengarnya. Hehe… Tapi fokusku sedikit terusik ketika out of sudden atau ujug-ujug, namaku disebut-sebut di dalam curahan hatinya. Katanya…
“Daku ‘kan melamar ke sekolah X. Kepseknya bilang… kalaupun ada lowongan, pasti yang ditarik masuk duluan itu Neng Dian, blah… blah…”
Daku bertanya-tanya, A menjawab,
“Yah… Intinya sih beliau menolak daku…”
Daku pastikan belum pernah melamar ke sekolah incaran A tersebut. Heck, daku bahkan belum pernah meletakkan surat lamaran ke manapun. Daripada salah-paham, jadinya daku jelaskan saja pada A. Bahwa intinya, daku sendiri benar-benar tidak tahu-menahu. Entah dia mau percaya atau tidak.
Daku jadi heran, sebab jadi pihak yang bingung sendiri. Mau bicara ke orang yang menolak A, rasanya berlebihan. Daku bicara gamblang sama Si A, dia terlihat masih kecewa.
Kemarin-kemarin daku dengar, tempat tersebut sudah merekrut orang baru. Bukan A dan tentu juga bukan daku. Pokoknya di luar kami berdua. Nah lho…
Jangan salah dulu. Bukannya daku benci atau iri. Itu urusan mereka. Daku cuma… geli saja ketika A ditolak, namaku yang disebut-sebut. Seolah-olah namaku jadi alat. Atau, seakan daku ini ‘jadi penghalang’ bagi A untuk mendapat suatu posisi atau tempat.
Hhh…
Setidaknya ada beberapa alasan kenapa orang mesti menyebut ‘nama orang lain’:
Ada Maksud Baik
Hal ini terlihat dalam kasus yang sempat daku alami. Daku berpikir positif saja, kalau memang ada pihak yang ternyata mempertimbangkanku untuk menjadi bagian dari mereka. Ya, walau dakunya sendiri tidak tahu-menahu. *angkat bahu.
Memanfaatkan Nama Orang Lain untuk Menyampaikan Pesan Terselubung
Uh, bahasanya. Hehe… Masih merujuk pada cerita di atas, sepertinya namaku memang disebut untuk satu tujuan; penolakan. Entah tak tega mengutarakan kata-kata penolakan secara langsung atau bagaimana, sampai-sampai menggunakan namaku. Yah… berarti teganya sama daku. *huft
Mengalihkan Perhatian
Daku yakin kalau A tidak bicara atau curhat, mungkin dia akan terus bertanya-tanya. Khususnya tentang tempat yang ia tuju dan daku. Apa hubungannya? Nah padahal tidak ada apa-apa diantara kami. -_-
Memperjelas Identitas
Dari cerita A tentang pengalamannya ditolak, daku menyimpulkan kalau sang penolak hendak menegaskan identitas. Maksudnya… memang kalau dilihat-lihat, daku yang lebih dekat sama sang penolak, dibanding A sendiri. Jadinya penyebutan namaku seperti dimaksudkan untuk menunjukan siapa atau mana yang lebih dekat.
Well, menyelipkan nama orang lain di tengah-tengah percakapan tak selamanya salah. Namun alangkah baiknya kalau kita bisa lebih bijak, ya. Kalau nama tersebut tidak berurusan, ya tidak disebut-sebut juga enggak masalah… #RD
kalu aku paling demen pas namaku disebut2 sama dia.. iya sama dia.. 😀
Haha… daku juga itu mah 😀 tapi beda ‘dia’, ya :p
Wah.penyebutan nama di tengah pembicaraan bisa mengakibatkan kesalah pahaman.. ckckk
Yup… sedikit gimana, gitu. Tapi kita ndak bisa berbuat banyak. -_-
Cuma bisa pasrah 😐
Selama belum berefek banyak, mungkin baiknya begitu. Heuheu
Comments are closed.