Kopi Gayo Wine Tak Ada, Manglayang pun Jadi Penggantinya

Dokumentasi Pribadi (Cha)
Senja, kopi, dan pendengar yang baik.
Ketika sedang kalut, kolaborasi tiga hal ini bisa bikin keadaan jadi baikan. Efeknya terasa ketika di Sabtu petang, saya dan seorang sahabat mengunjungi kedai kopi yang ada di Jalan RE Martadinata, kawasan Ciporang, Kuningan, Jawa Barat. Tepatnya di Qinthara Coffee And Roastery.
Agenda kami banyak. Kami ingin menyelesaikan sebuah urusan, saya ingin menepi sejenak dari wajah serta lingkungan yang terlalu familier, saya ingin meluapkan curahan hati, dan saya ingin ngopi gayo wine. Ya, semuanya terpusat padaku. Tetapi syukurlah sahabatku itu mengayomi.
Makanya kami pergi ke tempat itu, yang memang menjadikan gayo wine coffee sebagai salah-satu primadonanya. FYI, sahabatku itu kurang cocok dengan sensasi kopi, namun dia rela-rela saja menemaniku. Ah, saya sangat mengapresiasi itu.

Dokumentasi Pribadi
Nahas bagiku, jenis kopi yang diburu ternyata kosong. Namun Si Teteh di coffee shop itu menawarkan opsi lain, ‘yang mirip mirip sih kopi manglayang’. Hmm… namanya ‘sunda banget’. Rupanya, Manglayang itu menjadi satu dari kompleks pegunungan di Jawa Barat, khususnya di daerah Sumedang sana.
Ya sudah, saya pun memesannya.
“Brew atau Vietnam drip?”
“Vietnam drip.”
Sambil menunggu kopi disajikan, kami sempat memerhatikan sekitar kedai. Suasananya itu mellow, begitu.
Di luar sedang gerimis, musiknya berupa gemericik, langitnya abu gelap, dan hawanya dingin. Sementara di dalam, cahayanya temaram. Namun orang-orang mulai berdatangan dan mensesaki meja-meja kedai yang menggunakan konsep lesehan. Yang berduaan, yang berkelompok, yang terbahak, yang mengobrol intim, atau yang sekadar menghisap rokok, semuanya ada. Suhunya terasa lebih hangat.

Dokumentasi Pribadi
Tak lama kemudian, kopi pesanan tiba. Penampilannya memang biasa, seperti kopi dengan teknik atau metode penyajian Vietnam drip pada umumnya. Namun saya memotret dan memerhatikannya lebih dulu, tak buru-buru mengaduk dan mencicipinya. Sahabatku pun ikut-ikutan.
Kami menghirup aromanya. Semriwing benar. Segar.
Sementara rasanya bikin sahabatku, yang mencicipinya satu sendok kecil, langsung mengernyit. Padahal ini kopi Arabica, ya. Ada hint buah-buahan yang asam, kecut, pahit, dan manis, walau saya belum mengaduknya dengan susu kental di dasarnya.
Walau kopi incarannya tak ada, masih ada pilihan lain yang tak kalah sedapnya. Bukankah rencana yang dieksekusi tapi tak sesuai ekspektasi itu lebih baik, ketimbang dengan rencana yang hanya rencana dan tak dibarengi dengan aksi nyata? #RD
Sabtu, 30 Januari 2017
Mungkin Anda Menyukai
-
Download Ini-Itu Ketika Sosialisasi Akreditasi LKP dan PKBMDownload Ini-Itu Ketika Sosialisasi Akreditasi LKP dan PKBM Entah di Kuningan saja atau tidak, yang jelas LKP dan PKBM mulai menampakkan geliatnya. Secara kuantitas, memang makin
-
27 Kabupaten Kota Di Jawa Barat dan Daftar UMR atau UMK Terbarunya27 Kabupaten Kota Di Jawa Barat dan Daftar UMR atau UMK Terbarunya Apa UMR atau UMK yang sekarang naik? Upah Minimum Regional atau Kota menjadi salah-satu
-
Tangisan Akibat Mie Ramen ala KuninganTangisan Akibat Mie Ramen ala Kuningan Seuhah-seuhah… Itulah gambaran sensasi yang daku rasakan ketika mencoba mie ramen keponakan. Ya! Sebelumnya daku belum pernah memesan satu porsi
-
Si Manis nan Gurih Es Suket (Susu Ketan) Khas KuninganSi Manis nan Gurih Es Suket (Susu Ketan) Khas Kuningan Kuningan memang bukan kota besar. Tidak seperti Jakarta, yang sering dikeluhkan polusi dan panasnya. Tetapi kalau
-
5 Catatan Utama Seputar Upacara Seren Taun Kuningan1. Seren Taun Adalah… Sebelum lebih jauh, kita coba bahas arti kata seren taun itu sendiri, ya. Seren dalam bahasa Sunda bisa berarti serah, menyerahkan, atau
-
Tokoh-Tokoh Terkenal Asal Kota Kuningan – Jawa BaratTokoh-Tokoh Terkenal Asal Kota Kuningan – Jawa Barat Ada yang pernah dengar nama kota, Kuningan? Masih ingat, perjanjian Linggarjati itu berlokasi di mana? Oke. Perkenalkan dulu