Manfaat Blogging untuk Kesehatan Mental

“Kurang-lebih 60 juta orang bipolar, 47,5 juta orang demensia, 35 juta orang depresi, dan 21 juta orang skizofrenia. Rupanya salah-satu penyebab gangguan itu karena kebiasaan memendam perasaan atau masalah, tidak tahu mesti ke mana bercerita.”
Pernyataan di atas merupakan data dari WHO (2016) yang dikutip dari Idntimes via Community Writer atas nama Nelsi (13/08/2018).
Sakit yang Tak Terlihat, Sakit yang Sulit ‘Diberi’ Obat

Image via: Twitter @avogado6
Banyak akun portal berita online yang membagikan postingan-postingan aneh nan ‘mengerikan’. Dari judulnya saja sudah bikin geleng-geleng kepala. Misalnya tentang kasus bunuh diri karena masalah cinta, penembakan di sekolah, pemasungan anggota keluarga yang sakit jiwa, dsb.
Ketika saya melihat kolom komentar di postingan kasus bunuh diri karena cinta, misalnya, antusiasme netizen luar biasa. Sayang sekali mayoritas di antara mereka memuntahkan komentar seperti ‘payah’, ‘yaela lebay banget, gitu aja bunuh diri segala’, ‘sana lo emang tempat lo mah di neraka’, ‘udah ga punya otak gak guna hidupnya juga’, dll.
Hhh… meski bukan keluarga korban atau pelaku, bahkan tak mengenal mereka sama-sekali, namun saya ikut menyayangkan feedback demikian. Sampai akhirnya ada warganet yang nimbrung dan memberi pandangan menarik. Dia mengatakan, yang intinya jangan sampai men-judge penderitaan seseorang jika kamu tidak pernah merasakannya.
‘jangan ngejudge seseorang dengan rasa sakit yang tidak sedang kamu rasakan. Jangan ngejudge seseorang dengan masalah yang tidak sedang kamu lawan’.
Kalau sudah dalam mode menghakimi, biasanya tak ada ruang bagi rasa kasihan, cinta, simpati, dan keinginan untuk memahami. Padahal kita sudah diingatkan berkali-kali untuk tidak menghakimi sesuatu yang tidak kita tahu seutuhnya. Keputusan bunuh diri karena cinta, barangkali menjadi persoalan sepele bagi kita, tetapi belum tentu bagi yang lainnya.
Jika kesehatan fisik bisa terlihat, maka kesehatan mental cenderung kasat mata. Namun gangguannya juga tak bisa dianggap sepele. Yang jadi persoalan, isu tentang kesehatan mental itu terkesan tabu. Bicara tentang kesehatan mental seperti buntu pada ‘orang gila’ atau ‘ketidakwarasan’ saja. Padahal lebih dari itu.
Membuat Blog untuk Meningkatkan Kesadaran Akan Kesehatan Mental

Image via: startbloggingonline.com
Semua orang bisa ngeblog. Ya penderita/ pasien, keluarga penderita, orang yang merawat penderita, psikolog, pengamat, orang awam, dll. Isinya bisa sekadar curhat, memberikan pertolongan, membeberkan pandangan, meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental, sebagai media terapi untuk menolong diri sendiri, dll.
Cara membuat blog sendiri cukup mudah, yang sulit itu mengelolanya sampai sukses.
Setelah menentukan topik blog, misalnya khusus tentang kesehatan mental, kamu bisa menentukan platformnya. Yang paling populer itu Blogger dan WordPress. Contoh pembuatan blog WordPress secara detail, untuk hasil terbaik, kamu bisa pelajari caranya disini.
Manfaat Ngeblog untuk Kesehatan Mental

Image via: hellogiggles.com
Saya rilis dari situs APA (American Psychological Assotiation), menurut psikolog klinis di Columbia University Clinic for Anxiety and Related Disorder, Ali Mattu, PhD, ‘blogging can help chip away at the stigma of mental illness’. Dengan kata lain, aktivitas ngeblog bisa membantu menyingkirkan stigma (buruk) tentang penyakit mental. Sang psikolog sendiri rutin menulis perihal psikologi dan kisah personalnya.
Nah, para ahli psikologi memang dianjurkan untuk sharing ilmu via blog. Pasti berfaedah. Banyak jiwa yang akan berterima kasih.
Kesehatan Fisik
Sebelum kejayaan blog dan media sosial, para psikolog sudah mengakui manfaat menulis. Khususnya menulis isi pikiran, perasaan, atau emosi yang muncul karena berbagai pengalaman. Entah itu pengalaman yang bikin stres, trauma, sedih, dll. Masih dari APA, hasil penelitian Profesor James Pennebaker (Universitas Texas) menyebutkan kalau menulis fokus jangka pendek seputar emosi bisa:
- Mengurangi tekanan darah,
- Mengurangi gejala asma dan arthritis,
- Menenangkan detak jantung,
- Mengurangi gangguan tidurnya pasien kanker metastatik, serta
- Meningkatkan kekebalan tubuh.
Kesehatan Psikologis dan Mental
Penelitian juga membeberkan hikmah psikologisnya. Gejala depresi menipis, anxiety atau kecemasan mereda, dan ruminasi berkurang.
Bahkan seorang psikoterapis berbasis di New York, Deborah Serani, PsyD, mengajurkan para kliennya untuk mengekspresikan diri via seni. Entah itu blogging, musik, diary, dancing, dll. Menurutnya, aktivitas sangat membantu menjaga kesehatan mental.
Psikoterapis sekaligus penulis buku Living with Depression (2011) itu menyatakan, para ahli psikologi mestinya membantu klien untuk menciptakan alat atau media untuk berekspresi. Jika kemampuan berekspresinya semakin terasah, tanpa sadar upaya ini sudah menjadi sarana terapi bagi dirinya sendiri.
Para peneliti dari Universitas Haifa bahkan mengklaim kalau ngeblog itu lebih efektif ketimbang menulis catatan harian yang privat. Penelitian mereka membuktikan kalau blogging bisa menjadi solusi bagi orang-orang yang kurang percaya diri.
Blogging juga bisa mengendalikan tekanan emosional dan memperkecil kegelisahan sosialnya (social anxiety). Apalagi kalau blognya bisa menampung komentar pembaca. Kemungkinan besar kamu akan saling sharing dan saling support. Manfaat Blogging untuk Kesehatan Mental. #RD
Related
You may also like
-
6 Langkah Utama Untuk Mengikuti Ajang UNSA Ambassador 20166 Langkah Utama Untuk Mengikuti Ajang UNSA Ambassador 2016 UNSA itu… apa? Bagi yang belum mengikuti, silakan simak dulu sekilas tentang UNSA atau Untuk Sahabat. 🙂
-
16 Suka Duka Menjadi Seorang Freelance Writer atau Penulis Lepas16 Suka Duka Menjadi Seorang Freelance Writer atau Penulis Lepas Enak ya jadi freelance writer atau penulis lepas? Kerjaannya lentur banget. Waktunya enggak ada yang ngatur.
-
Resensi Kumpulan Cerpen “Apa yang Terjadi Adalah Sebuah Kisah”Resensi Kumpulan Cerpen “Apa yang Terjadi Adalah Sebuah Kisah” Kita adalah Kisah yang Penuh Ketidakpastian dan Kemungkinan Judul : Apa yang Terjadi Adalah Sebuah Kisah Jenis
-
8 Kriteria Blogger Keren, Tidak Percaya Kalau Mereka Sudah Sempurna“Ibarat sekolah, kamu itu masih level TK. Itu pun belum wisuda.” Demikian komentar seorang sahabat tentang saya, yang sudah nyemplung ke dunia blogging gratisan dari tahun
-
Pengalaman Mengikuti Workshop Menulis Bersama Ibu Suri Dee LestariKalau ada kompetisi menulis cerpen, terus hadiahnya berupa workshop menulis bersama Dee Lestari, kamu tertarik? Ceritanya, saya sedang mencari ebook tentang psikologi. Ketika googling, saya membuka
-
Hillary Clinton, Menulis di Tengah Tumpukan KesibukanHillary Clinton, Menulis di Tengah Tumpukan Kesibukan Ada yang tahu Hillary Clinton? Nama ini cukup familiar, ya? Tentu saja, perempuan bernama Hillary Rodham Clinton ini
-
11 Cara atau Tips agar Tak Merasa Menjadi Penulis Gagal dan Mengenaskan11 Cara atau Tips agar Tak Merasa Menjadi Penulis Gagal dan Mengenaskan Suatu hari ada seseorang yang berusaha menyelesaikan karya novelnya. Dia melakukan research, menulis, berpikir