Menyambut Lebaran, Ada 3 Ciri Keberhasilan Kita di Bulan Ramadan

Image via: intisari.grid.id
Menyambut lebaran, hampir dipastikan tidak pernah kalem.
Selalu ada kemeriahan di berbagai penjuru. Di pasar, orang-orang sibuk bertransaksi jual beli. Di jalanan, orang-orang sibuk memacu kendaraan agar sampai di kampung halaman. Bahkan di media sosial, orang-orang sibuk mengirimkan ucapan lebaran.
Dari pagi sampai malam, gegap gempitanya terus terasa. Apalagi kalau takbir sudah dikumandangkan, lengkap dengan berbagai pawai. Rasa lelah pun seakan terlupa. Diri ini begitu berenergi menyambut hari raya.
Idul fitri identik dengan “hari kemenangan”, memangnya menang atas apa?
Dirilis dari Nu.or.id (10/06/2018), ramadan menjadi momen latihan kita untuk menahan diri, terutama dari hal-hal yang tadinya memang dibolehkan. Misalnya makan dan minum.
Maka, puasa mengajarkan seorang hamba; kalau menahan diri dari hal-hal halal saja mampu, maka menahan diri dari hal-hal haram pun harus lebih mampu.
Ramadan itu, katakanlah, menjadi bulan ujian. Kita ditempa untuk belajar lebih keras dan serius. Tetapi bulan suci ini juga sarat akan hadiah, motivasi, dan hiburan dari Allah Swt. Dia mencurahkan rahmat, ampunan dan bahkan pembebasan dari api neraka. Pahala kebaikan, walau pun sepele, akan dilipatgandakan.
Barangsiapa yang lulus dan “menang”, sejatinya dia menjadi hamba yang bertakwa – sebagaimana yang tercantum dalam Al Baqarah ayat 183. Demikianlah standard pencapaian tertinggi dari ibadah puasa.
Bagaimana cara mengetahui ciri keberhasilan puasa kita?
Jangan-jangan kita terlalu percaya diri dengan merayakan idul fitri. Jangan-jangan kita malah masuk ke dalam golongan orang-orang yang sekadar menahan lapar dan dahaga. Jangan-jangan selama ini kita tidak memiliki nilai atau pahala. Duh.
Jawabannya terdapat di dalam surat Ali Imran ayat 134. Di dalamnya terdapat 3 ciri orang yang bertakwa. Apa saja?
Gemar bersedekah dalam keadaan apa pun

Image via: sedekahair.org
Ketika dia senang atau susah, orang bertakwa akan tetap memikirkan orang lain. Dia memiliki empati, jiwa sosial dan sifat rela berkorban yang tinggi. Sehingga apa yang ada di hati dan pikirannya tidak hanya diri sendiri.
Mampu menahan amarah

Image via: fimela.com
Marah menjadi salah-satu emosi yang bisa dirasakan oleh manusia. Marah itu manusiawi. Namun manusia takwa itu mampu mengendalikannya.
Ibarat termos, dia mampu menyimpan panas di dadanya. Dia memang marah, namun dia tidak melampiaskan dengan cara-cara yang justru mendatangkan kerugian. Air termos baru akan dituangkan kalau memang dibutuhkan.
Ikhlas memaafkan kesalahan dan kekhilafan orang lain

Image via: bundakonicare.com
Ketika Ramadan, ada doa atau bacaan khas yang selalu dikumandangkan di musala atau masjid. Bunyinya, ‘Allahumma innaka ‘afuwwun Karim tuhibbul ‘afwa fa’fu anna ya Karim…”
Kata ‘afw berarti maaf. Diulang-ulang terus. Seakan-akan kita didorong untuk memohon ampun yang total dan serius pada Allah Swt. Kita dipinta untuk merendahkan diri di hadapan-Nya, sebab manusia biasa seperti kita memang tidak akan luput dari dosa.
Secara tidak langsung, kita seperti dilatih tentang maaf. Sesombong apakah kita sampai enggan beristighfar dan memohon ampunan Tuhan? Sesombong apakah kita sampai enggan memaafkan salah dan khilaf orang lain?
Sambutan pada lebaran itu mendatangkan kebahagiaan sekaligus kesedihan. Bagaimana pun, kita akan berpisah dengan ramadan. Tidak ada kepastian apakah akan bertemu lagi tahun depan.
Kini, dalam rangka menyambut lebaran, kita tidak boleh sekadar negative thinking bahwa semua ibadah di bulan suci tidak akan diterima. Perihal diterima atau tidak, itu urusan Dia semata.
Kita hanya bisa mengevaluasi diri, ‘apakah 3 ciri utama orang yang bertakwa itu sudah ada dalam diri?’.
Selanjutnya, kita hanya bisa berdoa, agar Allah Swt mengampuni dosa kita dan menerima amal ibadah kita. Aamiin … Menyambut Lebaran, Ada 3 Ciri Keberhasilan Kita di Bulan Ramadan. #RD
Mungkin Anda Menyukai
-
9 Langkah Menghalau Rasa Galau9 Langkah Menghalau Rasa Galau Galau? Istilah itu tak hanya berlaku bagi kalangan ABG. Abang-abang pedagang siomay, martabak, sopir angkutan umum, Ibu kantin, ustadz, guru, selebritis,
-
Bagaimana Kalau Selama Ini Kamu Menjalani Toxic Relationship dengan Diri Sendiri?Entah sudah berapa lama kamu menjalin hubungan dengan diri sendiri. Mungkin sudah belasan tahun? Puluhan tahun? Namun selama itu, ternyata diri sendiri tidak pandai mengapresiasi. Sekeras
-
8 Hal yang Harus Diingat Ketika Kamu Merasa Tidak Pantas dan Tidak Berguna“Selama bertahun-tahun kamu sudah mengkritik diri sendiri, dan ternyata tidak berhasil juga. Sekarang coba terima dan setujui diri kamu sendiri dan lihatlah apa yang terjadi.“ Demikianlah
-
30 Quotes atau Kata Mutiara Gus Mus Tentang KehidupanGus Mus adalah panggilan populernya Pak Kyai Haji Ahmad Mustofa Bisri. Berkat Alm kakak, nama beliau sudah cukup familier dari dulu. Apalagi kakak juga, bisa dibilang,
-
17 Sikap atau Karakter Menyebalkan Dari Seorang Perempuan yang Bisa Jadi Membuatnya Super Kuat Secara MentalKalau disuruh menuliskan kebiasaan jelek atau karakter buruk seorang perempuan, sebenarnya daftarnya bisa lebih dari 17, ya. Hehe… Di balik semua puja-puji pada seorang wanita, kaum
-
5 Alasan Kenapa Mesti Pilih Kasih Terhadap Masalah dan Pertarungan HidupHidup adalah peperangan. Kata orang sana, ‘choose your battles wisely’. Artinya, ‘pilih-pilihlah peperanganmu dengan bijak’. Sayangi diri. Hemat energi. Kamu tidak wajib terlibat dalam semua masalah,