Puisi; Cameo Di Mimpi

By: Lim Heng swee via IG: @deeannrose
Meski dalam mimpi, daku melihat orang-orang yang lalu-lalang
tetap berlarian, terburu-buru
Sama seperti di dunia nyata, mereka menuding-nuding waktu
~
Katanya waktu itu serupa dengan iblis penggoda
terdapat jebakan di balik detak detik polosnya
kalau terjerembab, akan ada celaka
~
dan waktu terus berjalan,
mustahil menoleh, meski kita panggil sekencang mungkin
berubah itu sudah musnah
~
Kemalangan menimpa
Penyesalan tiada tara;
Tersiksa
~
Meski dalam mimpi, daku melihat orang-orang tak mengacuhkan sekitar
Yang cantik, yang sakit, dan yang depresi terlewati
Mereka ada yang hidup, tapi kebanyakan sudah mati
~
Kematian mereka terlihat dari kebekuan garis bibirnya
Hatinya pun dingin dirangkul angin
Mereka sangat percaya diri, bahwa hari esok akan datang lagi
~
Di saat daku sekarat karena keadaan itu, kamu datang, bukan?
Daku melihatmu melintas sekilas
Jelas! Bernas!
Kamu tak tahu, betapa lega daku bernapas
~
Dalam mimpi, waktu bisa berbaik hati
Kita bersua kembali
Maka biarkan daku tidur kembali
Lebih panjang, kini…
#RD
Kuningan, 4 Februari 2016
Related
You may also like
-
Cerita Mini; Fire in The Winter
Cerita Mini; Fire in The Winter “Emma Campbell, Sir?” Aku mengulangi nama itu kepada bos yang berkebangsaan Irak. Duda rupawan itu mengangguk tegas, “Layani customer-mu dengan baik…”
-
Puisi; Mereka Kira Aku Bukan Manusia
Puisi; Mereka Kira Aku Bukan Manusia Mereka datang dari arah yang bukan samping kiri, bukan samping kanan bukan dari depan, bukan dari belakang bukan dari atas,
-
10 Puisi Singkat Tentang Topeng, Senyum Palsu dan Pura-Pura Bahagia
Adakah yang sedang mengenakan “topeng”, pamer senyum palsu dan pura-pura bahagia? Dari dulu sampai sekarang, tampaknya fake smile alias senyum palsu itu selalu menjadi “tren”. Tidak
-
Puisi; Lelaki yang Terlambat Kudekap
Puisi; Lelaki yang Terlambat Kudekap Setelah mendengar kabar tentangmu, langkah kakiku memburu Kuingat masa, sewaktu kuintip kamu yang sedang menangis dan menyeka air mata Lalu kamu
-
Cerpen; Dekap Sahabat
Cerpen; Dekap Sahabat Lilin-lilin putih berilah terangmu Lilin-lilin putih temanilah aku Senandung dan pijatan lembut Evi pada kulit kepala Ega membuatnya begitu rileks. Tubuhnya terasa
-
Puisi; Kata Mereka, Kamu…
Puisi; Kata Mereka, Kamu… Kamu memiliki bahu yang beku Mulutmu miskin, tak banyak kata yang tersedia Kakimu kerasukan gajah, susah melangkah Hatimu… Mereka tidak, belum mengatakannya
-
Puisi-puisi Pendek Tentang Lelaki yang Menangis Di Pojok Bilik Sempit
1 Lelaki itu memberikan hatinya, yang kondisinya masih utuh, pada seseorang yang membuatnya luluh. Tapi betapa terperanjatnya dia, ketika orang itu mengembalikan hatinya. Sebab, kondisinya sudah