Puisi-puisi Pendek Tentang Lelaki yang Menangis Di Pojok Bilik Sempit

Image via: unsplash.com
1
Lelaki itu memberikan hatinya, yang kondisinya masih utuh,
pada seseorang yang membuatnya luluh.
Tapi betapa terperanjatnya dia, ketika orang itu mengembalikan hatinya.
Sebab, kondisinya sudah tidak lagi utuh.
Dia pun hanya bisa meringkuk,
dengan hati yang sudah remuk tak berbentuk
2
Lelaki itu hanya sendiri
Jika dia menyakiti dan melecehkan,
dunia jadi ramai
Lelaki itu hanya sendiri
Jika dia disakiti dan dilecehkan,
dunia jadi sepi
3
Lelaki itu akrab dengan penolakan
tetapi dia tidak boleh membawa perasaan
Lelaki itu akrab dengan rasa kecewa
tetapi dia tidak boleh balik kecewa
Lelaki itu akrab dengan beban berat
tetapi dia tidak boleh sampai menyambat
Lelaki itu akrab dengan rasa sakit
tetapi dia tidak boleh menjerit-jerit
Lelaki itu tumbuh dengan bakat untuk menahan
Lelaki itu tumbuh dengan bakat untuk diam

Image via: wattpad.com
4
Jika lelaki terluka,
lalu dia menitikkan air mata,
dunia akan menertawainya
Jika lelaki terluka,
lalu dia memperlihatkan emosinya,
dunia menganggapnya manja
Padahal lelaki juga memiliki hati
Lukanya sama dengan luka seorang wanita
Bedanya, lelaki dituntut untuk bisa mengeringkan luka itu diam-diam
Dia sakit, tapi jeritannya hanya bergaung di dalam
Baca Juga: Puisi-puisi Pendek Tentang Perempuan yang Menyakiti dan Disakiti
5
Dia disebut sebagai lelaki sejati
Bukan karena dia mengejar seseorang sampai berhasil digenggam
Tetapi ketika dia sudah menggenggamnya,
dia tetap memperlakukan seseorang itu dengan penuh cinta
Dia disebut lelaki sejati
Bukan karena dia berotot besi sampai bisa menghancurkan segalanya
Tetapi ketika dia sudah kuat dan kuasa,
dia tetap lembut dan penuh cinta
Satu kali saja sang lelaki melanggarnya,
Dunia tidak akan memberikan penatapan yang sama
6
Jika kamu jadi seorang laki-laki
tidak ada seorang pun yang bisa memahami
perjuangan dan kesedihanmu
Kamu tidak bisa menangis, maka kamu diam saja
Kamu tidak bisa berkeluh kesah, maka kamu diam saja
Lalu mereka akan menudingmu sebagai manusia beku
Padahal jiwamu saja yang sedang beku
Mereka menudingmu sebagai manusia kejur
Padahal hatimu saja yang sedang lebur
7
Di sudut bilik yang sempit itu
ada lelaki yang sedang bersedu-sedu
Suaranya timbul tenggelam
persis seperti nestapanya, yang juga timbul tenggelam
Dia enggan ditemani siapa pun,
sebab atmanya kadung hancur
Celakanya, kini dia juga tidak sudi
dengan kehadiran dirinya sendiri
Kuningan, 15 Februari 2019