Review Lagu Queen of Hollywood – The Corrs
Review Lagu Queen of Hollywood – The Corrs
Bicara soal The Corrs yang belum mengeluarkan album terbaru, maka tentu saja usia lagu-lagunya itu sudah ‘berumur’. Termasuk yang satu ini; Queen of Hollywood.
Sebelumnya daku ucapkan terima kasih sama salah-satu fans The Corrs yang sudah merekomendasikan lagu ini untuk dibahas. Sejujurnya QoH ini sudah masuk ‘antrian’ lagu untuk direview, kok. Hanya saja selalu ‘kesalip’ sama lagu-lagu masa kini. Makanya pas ditengok, ternyata baru setengah garap.
Kali ini daku coba mengupasnya, ya. Pas ngedengerin lagi, mendadak kebawa hanyut dalam pesona musik dan liriknya. Hehe… Jom!
Sekilas Fakta Tentang Lagu Queen of Hollywood – The Corrs
Lagu Queen of Hollywood adalah salah-satu lagu yang ada di album Talk On Corner, yang rilis pada tahun 1998. Lagu ini juga jadi inspirasi bagi penamaan album TOC. Nanti Bro-Sist bisa lihat ada petikan lirik, “…and her friends they talk on corners”.
Durasi lagu balada ini cukup panjang, yakni sampai 5 menit 2 detik. Liriknya juga panjang, ditulis oleh Glen Ballard, Dane Anthony Deviller, Sean syed Hosein dan The Corrsnya sendiri.
QOH aka Queen of Hollywood jadi salah-satu lagu yang dramatis. Lebih lagi Andrea memang terkenal mampu melibatkan emosinya ketika bernyanyi. Pas benar ketika ia membawakan lagu ini. Belum dengan ‘senjata’ lain yang membuat lagu ini berkesan. Apalagi kalau bukan gitarnya Jim, biolanya Sharon dan drumnya Caroline?
Lirik, Terjemahan dan Makna Lagu Queen of Hollywood – The Corrs
She drove a long way through the night
From an urban neighbourhood
She left her mother in a fight
For a dream misunderstood
And her friends they talk on corners
They could never comprehend
Dia mengendarai jalanan panjang melewati malam
Dari sebuah tetangga perkotaan
Dia meninggalkan ibunya dalam sebuah percekcokan
Dari mimpi yang salah diterjemahkan
Dan teman-temannya berbicara di sudut
Mereka tidak pernah bisa memahami
Bagian lirik ini langsung memperkenalkan kita pada tokoh utama lagu, yaitu seorang gadis. Diceritakan gadis ini berasal dari pinggiran kota. Ia memiliki mimpi ingin jadi artis Hollywood. Mimpinya ini ditentang oleh sang ibu. Namun darah mudanya begitu menggelegak dan mimpinya begitu kuat, ia tetap memaksakan diri dan pergi demi impiannya itu. Sampai kemudian berita kepergiannya menjalarkan desas-desus, khususnya di kalangan teman-teman sang gadis. Mereka tidak memahami, kenapa si gadis begitu nekad.
But there was always something different
In the way she held a stare
And the pictures that she painted
Were of glamour and of flair
And her boyfriend though he loved her
Knew he couldn’t quite fulfill
He could never meet her there
Tapi selalu ada sesuatu yang berbeda
Dari caranya memandang
Dan lukisan-lukisan yang ia lukis
Yang megah dan menyala
Dan pacarnya yang ia kira mencintainya
Sudah tahu, dia tidak benar-benar mengisi
Dia tidak pernah menemuinya di sana
Sang gadis memiliki pesona tersendiri dalam dirinya. Matanya memancarkan optimisme. Belum lagi ia memang ditunjang oleh penampilan fisik yang menarik. Ia yakin bisa merangsek ke dunia Hollywood yang diimpikannya. Walau tanpa dukungan ibu dan teman-temannya, ia sempat berharap pada pacarnya. Namun ia tahu, sang pacar tidak mencintainya dengan sepenuh hati. Ia rasa pacarnya juga sama-saja, tidak memercayai dan mendukung usahanya untuk menggapai impian.
She’s never gonna be like the one before
She read it in her stars that there’s something more
No matter what it takes no matter how she breaks
She’ll be the Queen of Hollywood
Sebelumnya dia tidak pernah menjadi orang lain
Dia membaca dalam bintangnya bahwa tak ada hal yang lebih
Tak masalah akan seperti apa, tak masalah dia akan sehancur apa
Dia ‘kan menjadi Ratu Hollywood
Dia tak pernah seoptimis ini sebelumnya. Namun begitu bicara soal hasratnya memasuki dunia Hollywood, dia begitu yakin kalau nasibnya akan berubah lebih baik dan cita-citanya akan terkabul. Memang, dia sadar semuanya tak akan mudah dan penuh rintangan. Namun bagaimanapun keadaan jalan yang mesti ia tapaki, sebanyak apapun duri yang mesti ia injak, ia tak akan menyerah. Ia percaya bahwa suatu saat nanti dirinya akan jadi Ratu Hollywood.
And the cynics they will wonder
What’s the difference with this dream
And the dreams of countless others
All believing in TV
They see their handprints in a sidewalk
Flashing cameras on the scene
And a shining limousine
Dan orang-orang yang sinis, mereka akan penasaran
Apa yang berbeda dengan mimpi ini
Dan mimpi-mimpi lain yang tak terhitung
Semua memercayai televisi
Mereka melihat tapak-tapak tangan di pinggir jalan
Kamera yang memancar dalam layar
Dan sebuah limusin berkilau
Semua peluh dan perjuangannya terbayar. Sang gadis jadi Ratu Hollywood. Namun hal itu ternyata tak membuat gangguan hidup berhenti menghinggapinya. Orang-orang yang sinis menerpanya dengan isu tak sedap. Banyak orang yang bertanya-tanya, kenapa dan bagaimana ia bisa meraih semua mimpinya. Padahal memasuki ‘area Hollywood’ tidak mudah. Mereka tak habis pikir, sang gadis bisa begitu populer. Wajahnya eksis di televisi, iklan-iklan dan dimana-mana. Kendaraan yang ia punya pun begitu mewah.
She’s never gonna be like the one before
She read it in her stars that there’s something more
No matter what it takes no matter how she breaks
She’ll be the Queen of Hollywood
Sebelumnya dia tidak pernah menjadi orang lain
Dia membaca dalam bintangnya bahwa tak ada hal yang lebih
Tak masalah akan seperti apa, tak masalah dia akan sehancur apa
Dia ‘kan menjadi Ratu Hollywood
She’s believing in a dream
It’s a loaded fantasy
Dia meyakini sebuah mimpi
Dipenuhi oleh fantasi
Salah-satu rahasia kesuksesannya adalah rasa percaya yang kuat, serta perjuangan yang total. Optimisme yang ia usung membawanya pada fantasi-fantasi soal apa yang bakal ia dapat kalau sukses. Namun selain memercayai mimpi, ia juga berani berani menelusuri perjalanan menuju mimpi itu. Perjalanan yang panjang nan melelahkan.
Now her mother collects cut-outs
And the pictures make her smile
But if she saw behind the curtains
It could only make her cry
She’s got handprints on her body
Sad moonbeams in her eyes
Not so innocent a child
Sekarang ibunya mengoleksi kliping-klipingnya
Dan poto-poto itu membuatnya tersenyum
Tapi jika ia melihat dibelakang tabir
Semua itu akan membuatnya menangis
Dia mendapat tapak-tapak tangan pada tubuhnya
Cahaya bulan yang kelam ada dalam matanya
Tidak sepolos seorang anak
Ibu si gadis tahu kalau puterinya sudah membuktikan dan mewujudkan mimpi itu. Saking bangga dan terharunya, ia bahkan rajin mengoleksi kliping-kliping sang Ratu Hollywood aka buah hatinya sendiri. Semua penampilan gadis itu cantik, megah, mengagumkan dan terhormat. Membuat sang ibu melengkungkan senyum
Namun jika ia melihat ‘di belakang layar’, ia tahu anaknya tak berjuang sembarangan. Sang ibu paham kalau di balik senyum sang anak pasti terdapat jejak-jejak kisah pilu. Hal itu membuatnya sedih dan menangis. Ia tak habis pikir betapa beratnya berjuang sendirian, tanpa dukungan seorang ibu – teman – bahkan ‘seseorang’.
Bagaimanapun si gadis tidak memeroleh mimpinya dengan cara instan dan tanpa kenalan sama-sekali. Ia murni berjuang, menelan kepahitan. Sementara orang-orang di luar tak memahami dan tak mengetahuinya. Bahkan mungkin tak mau tahu. Setelah jadi Ratu Hollywood pun, kehidupan tidak serta-merta jadi halus. Pastinya berbagai cobaan dan angin besar kerap menerpa. Ibunya tahu betul, kehidupan anaknya masih tidak mudah. Bahkan justeru… makin berat. Oh. [#RD]