Yang Memelukku Dari Belakang

Itu kamu
Yang melingkarkan tangan pada tubuhku yang rapuh
Yang mengalihkan pikiranku dari pahitnya rasa sakit
Memapahku pada madunya kegetiran masa-lalu
yang sudah berlalu
Saat ini
Diam-diam kusembulkan harapan
Agar waktu membeku
Dan jarum jam berhenti menuding angka-angkanya
Jangan sampai longgar
Aku sudah nyaman
Ingin terus tenang
Sebab itu kamu
Yang menyudahi keraguanku
Bahwa sesuatu yang tertinggal di belakang,
yang buruk rupanya,
tak akan pernah kembali menampakkan muka
Semua sudah menyentuh titik penghabisan
airmata hanya dermaga
perjalanan menuju senyuman
Tapi tangan-tangan pelindungnya
memang tak bisa menjamin keeratan yang abadi
Fana itu ada
Rindu itu masih jumawa
Yang memelukku dari belakang
juga akan terbang
akan terkurung dalam ingatan
#RD
Darul Ma’i, 8 Oktober 2015
cakep nih puisinya sista 🙂
Malu juga euy, Brother, baru mosting kayak ginian lagi. Haha..
Wah… keren….!!
Hehe… terima kasih udah baca ya, Arum.. ^_^
Comments are closed.